Aremania, julukan suporter Arema, angkat bicara soal sanksi dari Komisi Disiplin PSSI pada Arema FC. Mereka menegaskan akan menerima dengan legawa sanksi tidak bisa mendampingi timnya di kompetisi Gojek Liga 1 bersama Bukalapak sampai akhir musim 2018 ini.
Koordinator Aremania Wilayah Sukorejo Pasuruan (Jalur Gazza, red), Amin, menilai sanksi ini tak adil, terlebih ketika dibandingkan dengan yang dilakukan kelompok suporter lain. Namun, ia memastikan, Aremania tetap akan menerima sanksi ini dengan lapang dada.
"Sebagai Aremania yang berjiwa arek Malang, kami menerima dengan legawa dan kesatria," ujar Amin,Kamis (11/10).
Menurut Amin, kendati tak bisa langsung mendukung tim di lapangan, masih ada hal yang bisa dilakukan Aremania. Ia menyebut Aremania bisa mendukung perjuangan Hamka Hamzah dan kawan-kawan dengan doa.
"Kalau tidak bisa ke lapangan ya berdoa, minta pada Tuhan agar Arema diberi kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan musim ini," tuturnya.
Lebih lanjut, Amin berharap dengan sanksi ini, Aremania bisa lebih baik ke depannya. Pria paruh baya ini optimistis mereka bisa kembali meraih predikat sebagai suporter terbaik, seperti yang didapat beberapa waktu lalu.
"Kami pasti bisa dan harus bisa," ucap Amin.
"Jangan lupa, Aremania adalah salah satu pionir suporter di Indonesia. Kami pernah menjadi suporter terbaik," pungkasnya.
Sebelumnya, Arema harus menerima sanksi dari bermain tanpa penonton sampai akhir musim. Sanksi ini bermula dari insiden pitch invasion dalam laga antara Arema dan Persebaya, di Stadion Kanjuruhan Malang, Sabtu (06/10) lalu.
Selain sanksi ini, Arema juga diganjar sanksi Rp. 100 juta akibat adanya penyalaan cerawat dan pelemparan botol ke lapangan.
Dalam sidang yang sama, Komdis PSSI pun menjatuhkan hukuman pada dirijen Aremania, Yuli Sumpil, terkait aksi provokasinya pada pemain Persebaya yang sedang melakukan pemanasan pada jeda pertandingan. Bersama Fandy, salah seorang Aremania lain yang juga ikut melakukan provokasi pada laga tersebut, Yuli dihukum tak boleh masuk stadion di wilayah Republik Indonesia seumur hidup.