Wayne Rooney mengaku mengalami krisis kepercayaan diri di musim terakhirnya bersama Manchester United. Ada momen-momen yang membuatnya merasa malu.
Rooney menikmati kesuksesan di sebagaian besar dari 13 musim kariernya di MU. Selama itu, Rooney telah memenangi lima medali juara Premier League, satu Piala FA, Liga Champions, dan Liga Europa, serta tiga Piala Liga.
Namun, pada 2016/17 yang menjadi musim terakhirnya, Rooney harus menerima kenyataan pahit. Meski membuat total 39 penampilan, Rooney beberapa kali tidak masuk skuat dan tidak jarang dibangkucadangkan manajer Jose Mourinho di laga-laga penting seperti final Liga Europa dan Piala Liga.
Pada akhirnya Rooney cuma mencetak delapan gol dan 10 assist di sepanjang musim, produktivitas terendah dalam kariernya di Old Trafford. Hingga di musim panas 2017, Rooney memutuskan angkat kaki dengan 'pulang' ke Everton sebelum akhirnya hijrah ke Amerika Serikat untuk memperkuat DC United.
"Ada waktu-waktu ketika Anda meragukan diri Anda sebagai pemain, Anda berpikir: "Apakah aku cukup bagus?" Rooney mengatakan kepada Sky Sports.
"Ketika Jose Mourinho mengeluarkanku dari tim Manchester United. Itu adalah momen-momen ketika Anda meragukan diri Anda, aku percaya aku cukup bagus untuk bisa kembali ke tim tapi aku tidak pernah mendapatkan kesempatan itu."
"Aku masuk selama semenit di final Liga Europa, aku hampir mau masuk lapangan di final Piala Liga, dan momen-momen itu memalukan. Kian mencapai titik di mana aku merasa malu, kupikir: 'Aku tidak bisa begini terus-terusan', sesulit meninggalkan Man United," ungkap eks kapten MU dan Inggris itu.
"Di pertandingan melawan Southampton, Mourinho mendatangiku dan bilang: 'Aku ingin kamu mengangkat trofinya.' Aku seperti: 'Well, aku kan tidak bermain di pertandingannya'. Tapi dia bersikeras, dan pada akhirnya aku mengangkat trofinya dan menyerahkannya (ke pemain lain)! Aku cuma tahu... apa yang sedang kulakukan? Aku mesti move on dan pergi ke tempat lain," beber Rooney.