spotrsbook kasino online game slot angka 4d poker online permainan tangkas livestream
sbobet ibcbet mr8
sbobet casino ibcbet casino ion klub idn
joker
isin4d
tangkasnet
img

Sepakbola tak melulu soal uang atau prestasi. Lewat LaLiga Genuine, LaLiga ingin menunjukkan bahwa sepakbola itu adalah milik seluruh lapisan masyarakat.

Mungkin orang mengenal selama ini hanya mengenal LaLiga sebagai salah satu kompetisi terelit di dunia. Tapi di balik gemerlapnya klub-klub besar dan para pemain bintang, LaLiga punya kewajiban untuk memberi timbal balik kepada lingkungan yang sudah membesarkan nama mereka.

Seperti kebanyakan perusahaan berentitas, LaLiga juga punya program peduli sosial atau biasa disebut CSR (Corporate Social Responsibility) bernama LaLiga Genuine. Lalu, apa bedanya dengan LaLiga yang biasa?

Diawali ide dua orang dengan disabilitas intelektual, Ruben Almazan dan Alvaro Cano, yang orang-orang yang tidak beruntung seperti mereka mampu merasakan bermain sepakbola secara kompetitif. Ide tersebut mereka sampaikan kepada Gimastic de Tarragona yang kala itu berlaga di Segunda Division. Siapa sangka, ide tadi disambut hangat oleh Gimnastic yang langsung meneruskannya kepada LaLiga.

LaLiga pun langsung menyetujui proposal pembentukan kompetisi tersebut namun jalannya tak mudah karena tidak semua klub Spanyol siap untuk membentuk tim yang berisikan para disabilitas tersebut. Tapi pelan namun pasti, proyek itu terus digaungkan hingga akhirnya terkumpul 18 klub untuk menggelar musim pertama LaLiga Genuine 2017/2018, rinciannya 17 dari LaLiga dan satu klub LaLiga 2, yakni Real Mallorca.

Pada musim pertamanya, kompetisi tersebut dimainkan di empat kota, yaitu Villarreal, Tarragona, Mallorca, dan Vigo. Klub-klub besar seperti Barcelona, Valencia, Villarreal, Atletico Madrid, dan Athletic Club pun turut serta di dalamnya.

Lalu, bagaimana dengan format permainannya? Berbeda dengan LaLiga, satu tim LaLiga Genuine diisi delapan orang yang bermain selama 40 menit. Pertandingan dibagi empat babak layaknya bola basket dengan satu babaknya berdurasi sepuluh menit. Lalu bagaimana dengan syarat pemainnya? Pemain minimal harus berusia 16 tahun ke atas sebelum 1 Oktober 2001 dan punya disabilitas setidaknya 33 persen.

Selanjutnya untuk perolehan poin LaLiga Genuine, kemenangan bisa berharga sampai tujuh poin. Pasalnya setiap kemenangan dalam satu kuarter berharga satu poin. Di akhir laga, setiap tim yang menang bakal mendapat tiga poin tambahan. Lalu, hasil imbang bernilai dua poin dan kekalahan bernilai satu angka.

Meski begitu, sistem liga tetap digunakan di sini. Pada musim pertamanya,18 tim dibagi menjadi enam grup. Di setiap putaran, ada tiga pertandingan di masing-masing grup. Setelah itu, fase gugur pun dimulai dan Cordoba berhasil keluar sebagai juara di musim perdana.

Cordoba pun berhak mendapat jatah sebagai tuan rumah pada musim keduanya. Memang jumlah pesertanya menurun menjadi 16 klub dan tidak ada Barca serta Real Madrid. Meski demikian, semangat LaLiga Genuine untuk terus menggelar kompetisi bagi para kaum disabilitas tidak pernah padam dan akan terus digalakkan ke depannya.

Apalagi kompetisi LaLiga Genuine ini tidak mengenal perbedaan gender karena wanita pun bisa berada satu tim dengan pria. Mereka semua disatukan untuk bisa bersama-sama meraih mimpinya di lapangan hijau.

"Melalui LaLiga Genuine, kami bisa mempromosikan baik kompetisi serta nilai-nilai yang bisa menyemangati kami semua. Kami bisa menunjukkan kepada dunia khususnya sepakbola bahwa ada nilai-nilai luhur dalam olahraga ini," ujar Presiden LaLiga Javier Tebas.

detikSport dalam kunjungannya ke Madrid baru-baru ini juga berkesempatan melihat latihan salah satu tim LaLiga Genuine, Rayo Vallecano Foundation. Bertempat di kompleks latihan Rayo, tim LaLiga Genuine itu berlatih layaknya pemain pada umumnya yakni menendang, mengumpan, latihan taktik, dan juga sedikit fisik.

Para pelatih pun dengan sabar menangani para pemain ini meski diterpa udara dingin malam kota Madrid. Sebagai informasi saja, latihan tersebut dimulai sekitar pukul 19.00 waktu setempat, sesudah jam kantor berakhir.

Tak terlihat sedikit pun wajah lelah dari para pesepakbola tersebut meski beberapa ada yang bekerja paruh waktu seperti orang normal pada umumnya. Mereka seperti ingin menunjukkan bahwa mereka pun tak kalah hebatnya seperti para pesepakbola top di LaLiga.

"Para pemain top di LaLiga memang tidak punya kewajiban untuk mempromosikan kompetisi ini, tapi mereka tetap ikut mendukung juga terkadang. seperti halnya gelandang Real Sociedad Xabi Prieto. Kami berharap agar suatu saat semua tim termasuk Real Madrid dan Barcelona bisa berpartisipasi di LaLiga Genuine ini," ujar Direktur LaLiga Genuine Olga de la Fuente dalam perbincangan dengan detikSport.

tangkasnet
csaceofbet