Pep Guardiola sudah merasakan juara di Spanyol dan Jerman, tapi baginya Premier League adalah yang terberat sekaligus memuaskan. Persaingannya begitu ketat.
Guardiola berpotensi membawa Manchester City mempertahankan gelar Premier League musim ini. Setelah musim lalu juara dengan rekor 100 poin, kali ini The Citizens bisa meraih poin maksimal 98.
Sementara City berada di posisi dua dengan 92 poin dari 36 pertandingan, dua poin di belakang Liverpool. Tapi Sergio Aguero dkk baru akan memainkan laga ke-37 saat menjamu Leicester City, Selasa (7/5/2019) dinihari WIB.
Liverpool sendiri berada di puncak klasemen untuk saat ini setelah menang 3-2 atas Newcastle United pada laga ke-37 mereka.
Guardiola, juara di Spanyol bersama Barcelona dan di Jerman bareng Bayern Munich, merasakan kenikmatan berbeda dari persaingan di Inggris khususnya musim ini. Jika musim lalu City juara tanpa lawan, unggul 19 poin dari Manchester United di posisi dua, kali ini Liverpool memberikan perlawanan yang lebih sengit.
Guardiola tak ragu menyebut Premier League kompetisi yang paling berat.
"Dari kualitas para rivalnya, tak diragukan lagi ini adalah yang paling berat. Itulah sebabnya bisa berada di atas sana rasanya luar biasa. Hanya satu tim yang akan membawa pulang hadiahnya dan yang lainnya akan merasa sedih di rumah," kata Guardiola dikutip BBC.
"Tiba di tahap ini, dua laga tersisa dengan 92 poin, setelah 100 poin musim lalu, itu adalah kepuasan terbesar yang saya rasakan sebagai seorang manajer. Ini tidak mudah, jujur saja, dan para pemain melakukannya lagi."
"Saya takkan bilang bahwa 100 poin musim lalu itu buruk dan kami tak puas dengan apa yang kami lakukan musim lalu. Tapi di saat yang sama, kami sempat tujuh poin tertinggal musim ini," imbuhnya.
Guardiola tiga kali beruntun juara LaLiga, dari empat musim bersama Barcelona. Sementara di Bundesliga, dia mengantarkan Bayern juara di tiga musim periode kepelatihannya.