Manchester City merekrut Rodri sebagai penerus Fernandinho. Fans City layak antusias menantikan kiprah Rodri yang dikenal tak neko-neko dan fokus ke sepakbola.
Rodri direkrut City musim panas ini seharga 62,5 juta pound sterling dari Atletico Madrid. Transfer itu menjadikan gelandang 23 tahun tersebut sebagai pemain termahal dalam sejarah City.
Digadang-gadang jadi 'The Next Sergio Busquets', Rodri dikenal sebagai pemain yang tak neko-neko dan profesional, bahkan sejak belia. Dalam wawancara dengan mantan pelatih Rodri, Paco Lopez, Sky Sports mengungkapkan bagaimana sang pemain begitu sederhana.
Belum terlalu lama, kurang lebih setahunan yang lalu, Rodri masih tinggal di asrama kampusnya, tempat ia mempelajari Studi Bisnis dan Ekonomi. Saat itu ia sudah memperkuat Villarreal dan bermain di LaLiga dan Liga Europa.
Rodri akan mengendarai mobil Open Corsa-nya, yang dibeli bekas ke tempat latihan. Di musim itu, 2017/2018, ia tampil 37 kali di LaLiga dan membawa Villarreal finis kelima. Penampilannya membuat Atletico tertarik dan merekrutnya seharga 20 juta euro.
Rodri seperti diketahui hanya semusim di Atletico, namun dalam setahun itu ia sudah menanjak pesat dan menuju ke level elite. Paco Lopez mengaku sejak awal selalu yakin Rodri akan jadi pemain besar, bukan hanya karena si pemain punya teknik bagus tapi juga sikap yang layak dicontoh.
"Dia selalu berbeda dari yang lainnya, karena meskipun masih sangat muda, dia sudah sangat profesional dan murid yang sangat baik. Bocah-bocah seusianya selalu melihat ke telepon genggam, tapi Rodri bahkan tak punya itu," ujar pelatih yang membawa Rodri ke Villarreal B ini.
"Dia adalah anak yang menunjukkan banyak kemampuan dengan kaki-kakinya, dengan umpan-umpannya, dengan caranya membaca permainan. Dia menonjol karena kecerdasannya sebagai pesepakbola, tapi juga karena dia sangat jelas soal bagaimana pemain muda harus bersikap."
"Banyak anak-anak muda bisa terganggu fokusnya. Tapi dia selalu paham apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemain profesional," tambahnya seperti dikutip Sky Sports.
Rodri bermain sebagai pivot, dikenal impresif dalam hal kontrol bola, kemampuan mengoper, dan membaca alur pertandingan. Lopez juga menyebut anak didiknya itu begitu mudah beradaptasi dengan situasi pertandingan, karena memang dibekali kecerdasan tinggi.
Lopez menceritakan bagaimana ia menempatkan Rodri di belakang penyerang pada laga pertamanya. Meski tak sebaik penampilannya di posisi alami, Rodri bermain cukup baik di posisi yang asing tersebut.
Di City, Rodri diproyeksikan sebagai penerus Fernandinho. Bukan tugas yang enteng, mengingat peran yang akan dimainkannya begitu krusial untuk Pep Guardiola. Rodri bakal punya tugas utama sebagai filter serangan lawan dan memulihkan penguasaan bola tim, sekaligus menjadi titik recycle tim ketika membangun permainan.
Sebagai perbandingan, musim lalu Rodri unggul nyaris di semua aspek atas Fernandinho. Ia mencatatkan 1.756 umpan dengan persentase sukses 91%, lalu mencatatkan 103 tekel dan 41 intersepsi dari 34 penampilan.
Sementara Fernandinho menbukukan 1.793 umpan dengan persentase operan akurat 88%, 57 tekel, dan 41 intersepsi dari 29 laga. Rodri mencetak tiga gol dan satu assist, sedangkan Fernandinho punya satu gol dan tiga assist.
Lopez yang kini menangani Levante di LaLiga percaya diri, Rodri bakal cocok dengan sepakbola Guardiola dan City. Dalam beberapa tahun ke depan, pemain yang pernah dibuang Atletico karena dinilai terlalu kecil dan kurus itu diprediksinya bakal berada di jajaran pesepakbola elite.
"Selalu ada risiko bahwa Anda bisa salah ketika membuat penilaian terhadap pemain muda. Tapi dengan Rodri sangat jelas kalau dia akan menjadi pemain elite," ungkap Lopez.
"Manchester City adalah tantangan besar lain untuknya, bermain dengan salah satu klub terbesar di dunia dengan rekan-rekan setim yang brilian. Saya yakin dia akan beradaptasi dengan gaya Guardiola dan ide-ide yang dipunyanya tentang sepakbola. Saya rasa dia sangat cocok," tandasnya.