spotrsbook kasino online game slot angka 4d poker online permainan tangkas livestream
sbobet ibcbet mr8
sbobet casino ibcbet casino ion klub idn
joker
isin4d
tangkasnet
img

Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo menyebut kebijakan Dana Desa yang dilaksanakan melalui berbagai bentuk program telah berhasil meningkatkan status desa-desa, dari yang tertinggal menjadi berkembang, dan dari desa berkembang menjadi desa mandiri. Diproyeksikan pada tahun 2019 mendatang tidak akan dijumpai lagi desa tertinggal di Indonesia.

"Good bye desa tertinggal. Tetapi dengan syarat, desa-desa melaksanakan empat program prioritas dana desa yang ditetapkan Kementerian Desa, yakni Prukades atau produk unggulan kawasan pedesaan, membentuk BUMDes, membangun embung dan sarana olah raga desa," ujar Menteri Eko di Jakarta, Minggu(21/5).

Untuk mempercepat terwujudnya target tersebut, Kementerian Desa aktif mendorong para pendamping desa untuk membantu desa mewujudkan empat program prioritas tersebut.

Menurut Eko, kemiskinan yang masih dialami banyak desa di Indonesia terjadi karena masyarakat desa tidak memiliki kesempatan untuk memiliki usaha. Ada berbagai persoalan kenapa itu terjadi, beberapa di antaranya adalah masalah permodalan dan akses pasar yang lemah.

Karena itu, kemiskinan bakal bisa diatasi jika desa sudah menemukan produk unggulannya atau Prukades. Produk yang dikembangkan dalam Prukades harus merupakan sumber daya lokal. Hal ini bertujuan agar sumber daya yang ada di desa terpakai secara maksimal.

Apabila sumber daya berasal dari luar daerah atau dari luar desa maka disarankan agar melakukan pengolahan kembali atau membuat nilai tambah yang bisa menjadikan pembeda antara produk yang didapatkan dari sumberdaya luar daerah dengan produk unggulan yang akan dipasarkan dari desa tersebut.

"Dengan memiliki satu komoditas unggulan yang menjadi fokus pengembangan dan bisa diproduksi dalam skala yang besar. Skala besar itu akan memudahkan desa mendapatkan pasar yang menguntungkan dan bisa bersaing," ujar Eko.

Selain itu, produk dapat mendorong tumbuhnya berbagai kegiatan ekonomi lainnya, sehingga mampu memberi kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi desa. Itulah sebabnya, desa-desa yang sudah menerapkan Prukades umumnya berhasil meningkatkan taraf kehidupan warganya.

Sudah sangat banyak contoh desa yang berhasil berkat Prukades. Salah satu contoh yang disebutkan Eko adalah Kabupaten Pandeglang yang semula memiliki 174 desa tertinggal dari total 326 desa.

Setelah mengembangkan Prukades pada desa-desa tertinggal, kabupaten ini memangkas dengan cepat jumlah desa tertinggalnya. "Hanya dalam satu tahun saja jumlah desa tertinggal di Pandeglang menyusut tinggal 54 desa," katanya.

Menurut data terbaru yang dirilis berdasarkan hasil survei Universitas Gajah Mada (UGM) dan Institut Pertanian Bogor (IPB), saat ini sudah lebih dari 15.000 desa tertinggal yang naik status menjadi desa berkembang. Fakta ini jauh melampaui target yang dibebankan Presiden kepada Kemendes PPDT yang tertuang dalam RPJMN, yaitu sebesar 5000 desa.

"Kita menurut RPJMN, Kemendes ditargetkan, dari 20 ribu desa tertinggal yang ada di 2015 kita ditargetkan untuk meningkatkan 5000 desa tertinggal jadi berkembang. Tapi karena bisnis model kita benar, yang didukung oleh banyak komponen masyarakat, laporan yang saya dapat dari beberapa survey yang dilakukan oleh IPB dan Gadjah Mada kita sudah lebih dari 15.000 desa yang kita entaskan," tutur Eko.

Data tersebut memang belum dirilis secara resmi karena masih menunggu Sensus Podes yang dilaksanakan bulan Mei 2018 ini. "Kalau data hasil Sensus Podes nanti sama dengan hasil survei yang kami dapat, saya yakin di akhir tahun 2019 ini program kita sudah bisa mengentaskan seluruh desa tertinggal yang ada di indonesia."

Hingga tahun 2017 lalu, dana desa yang disalurkan ke lebih dari 74 ribu desa telah berhasil membangun 123.145 kilometer jalan desa, 5.220 unit pasar desa, 26.070 unit kegiatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), 1.927 unit embung, dan 28.091 unit irigasi. Selain itu, dana desa telah digunakan di antaranya untuk membangun sarana air bersih sebanyak 37.496 unit, 5.314 unit Polindes, 18.072 unit PAUD, 11.424 unit Posyandu, 108.484 unit MCK, 38.217 kilometer drainase, dan 65.918 unit penahan tanah.

tangkasnet
csaceofbet