Saat matahari mulai tenggelam di Taman Hutan Khun Nam Nang Non Rabu pekan lalu tokoh biksu Buddha yang dihormati warga Thailand setempat itu tiba di kompleks gua Tham Luang. Di dalam gua itu tim sepak bola remaja yang terdiri dari 12 anak dan seorang pelatihnya hilang selama 11 hari.
Kruba Boonchum Yannasangwalo, 53 tahun, disambut para penduduk lokal dan tim penyelamat di lokasi itu. Dia tiba untuk berdoa bersama keluarga korban hilang demi keselamatan mereka.
Saat sejumlah petugas di lokasi wara wiri sambil membawa patung emas Buddha, media tak ingin melepaskan momen itu dan stasiun televisi Thailand menayangkan peristiwa itu secara langsung.
Tapi Boonchum diam seribu bahasa. Sambil memegang patung Buddha berukuran kecil dia berpaling dari sorotan kamera dan berjalan ke arah pintu masuk gua, keluarga korban berjalan mengiringi.
Ritual seorang biksu berdoa untuk keselamatan bagi ke-12 remaja yang terjebak di dalam gua itu tampaknya seperti hal yang lumrah atau biasa terjadi namun hubungan antara Kruba Boonchum dan gua ini sudah menjadi legenda bagi masyarakat setempat.
Dikutip dari laman Sydney Morning Herald, Kamis (5/7), kisah Putri Sip Song Panna melekat di hati rakyat Thailand. Gua itu dikenal oleh warga lokal sebagai Tham Luang Nang Non--gua besar tempat seorang perempuan tidur. Dari jalan utama yang mengarah ke taman nasional, Gunung Khun Nam Nang Norn bentuknya menyerupai seorang sedang berbaring.
Perempuan yang sedang tidur itu adalah seorang putri, kata warga setempat.
Seorang wanita bernama Khankaew yang menjaga kios makanan untuk memberi makanan gratis bagi tentara dan tim penyelamat kemarin mengatakan kepada Fairfax Media, semua orang tahu kisah legenda sang putri dan gua itu.
"Putri itu sangat cantik dan dia jatuh cinta dengan seorang tukang kuda lalu hamil," kata dia.
Ayah si putri tadi kemudian murka, kata Khankaew, meski sepasang kekasih itu berusaha melarikan diri tapi si pemuda keburu dibunuh oleh prajurit.
Patah hati memendam duka, sang putri lalu menikam jantungnya sendiri dengan tusuk rambutnya.
Seiring berjalannya waktu tempat sang putri itu mati tumbuh jadi sebuah gunung dan menurut legenda, air yang mengalir melalui gua itu adalah darah dari si putri.
Lalu apa hubungannya dengan Kruba Boonchum? Sebagian orang meyakini dia adalah sosok reinkarnasi dari pemuda penjaga kuda kekasih sang putri, ayah dari seorang bayi yang dikandungnya ketika mati.
Jadi ketika Boonchum melangkah ke dalam mulut gua untuk berdoa kepada arwah dari sang putri, ritual itu bersifat sangat pribadi baginya.
Di mata warga setempat, dia berdoa kepada perempuan yang pernah dicintainya supaya melepaskan tim sepak bola dan pelatihnya yang terjebak dalam gua.
"Jangan khawatir. Anak-anak itu selamat. Mereka akan keluar dalam beberapa hari lagi," ujar Boocnhum usai melakukan ritual doa di dalam gua Jumat lalu.
Khankaew mengatakan kedatangan sang biksu ke lokasi itu sangat penting karena memberikan harapan.
"Dia biksu terkenal di sini. Dia berdoa untuk anak-anak itu dan kalau dia datang dan berdoa, itu akan membantu."
Warga bernama Pubess yang menjaga salah satu kios di posko sekitar gua mengatakan, kedatangan biksu itu sangat penting dan 'membantu orang percaya kepada hati nurani dan membuat orang lebih bahagia'.
Senin lalu dua penyelam asal Inggris menemukan ke-12 bocah itu dan pelatih mereka dalam keadaan hidup. Upaya penyelamatan untuk mengeluarkan mereka kini masih berlangsung.